tentu kalian tidak asing lagi dengan BLEACH,, manga jepang yang sanget seru menurutku hehe selamat membaca :)
"Jangan
sentuh dia!!" Bentak Ryuuken. "Menurutmu kenapa dia begini sekarang...?
Karena dia melindungimu!! Dia melanggar kode etik Quincy dan
melindungimu, shinigami!! Dia terluka karena itu!! Kenapa Masaki harus
jadi begini?!?"
Pemuda berkacamata itu naik pitam, tak terima dirinya melihat perempuan yang ingin dilindunginya itu di sentuh oleh sang shinigami. Dia tak ingin memulai sebenarnya, bila saja akhir dari niat baik Masaki tak seperti ini.
"Itu karena... luka yang waktu itu...?" Ucap Isshin tak percaya.
"Ini jelas luka bekas hollow. Memangnya apa lagi?! Kau... aku bersumpah akan..." Geram sang pemuda berambut perak. Mata di balik lensanya menatap tajam sang shinigami itu.
Bleach Chapter 535 - Everything but the Rain Op. 8
Teks Version by Bleach Indonesia
"Mohon hentikan. Bukan waktunya bertengkar." Terdengar suara lain menghentikan pertengkaran mereka. Seorang laki-laki yang sempat berpapasan dengan Masaki tempo hari, Urahara Kisuke. "Kalian berdua, ikut aku. Akan kuberitahu pilihan yang harus kalian lakukan untuk menyelamatkan perempuan itu."
|Defender |
"Aku terjatuh. Terjatuh ke dalam lubang yang senyap, senyap, gelap, sepi." Batin Masaki di dalam bawah sadarnya. Tubuhnya terlihat begitu lemah, bahkan membuka kelopak mata saja perempuan ini merasa tak mampu. Tak ada yang bisa dia lihat dari celah kecil di matanya. Hanya kegelapan--
--dan sebuah topeng hollow raksasa yang siap memakannya.
"Tapi entah kenapa, aku tak merasa takut. Aku yakin... ada seseorang yang sedang mengawasiku." Batinnya kembali berucap. Tubuhnya masih melayang, terombang ambing oleh tekanan diruang hampa itu, semakin dekat pada mulut sang hollow. "Siapa?"
...
Mereka bertiga --berempat dengan Masaki-- telah sampai di kediaman Urahara. Sang pemilik toko itu mempersilakan sang tamu masuk. Masih bersikap ramah, seperti sifat Urahara biasanya.
"Aku sudah meneliti kondisi yang sedang dialami perempuan itu selama 100 tahun." Sang tuan rumah memulai pembicaraan. Ucapannya terdengar begitu tenang, seolah masalah yang dihadapi oleh gadis quincy itu bukanlah hal yang sangat buruk.
"100 tahun?" Intonasi tak percaya melesat dari pengucapan Ryuuken.
"Jadi kau lebih tua daripada penampilanmu." Rasa penasaran juga tak luput dari pikiran Isshin. Tak terlalu percaya dengan ucapan laki-laki itu. Bagaimana mungkin, seorang dengan penampilan semuda itu telah berada sejak seratus tahun. Tak nampak sedikitpun keriput di wajah laki-laki itu. "Siapa kau?" Tanya Isshin pada akhirnya.
"Namaku Urahara Kisuke." Seolah tak ada niat baginya untuk menutup siapa dirinya. Ucapannya terdengar begitu jujur. "Aku diasingkan dari Soul Society."
Isshin tersentak sesaat. Dirinya menyadari siapa sebenarnya yang berada di hadapannya. Mendengar namanya saja, Isshin sudah mengerti bila dia adalah kriminal berat bagi Soul Society, sejak seratus tahun lalu. Ekspresi wajah shinigami divisi sepuluh itu mengatakan bila dirinya tahu betul sejarah Urahara itu. "Urahara Kisuke?! Kau..."
"Peduli amat siapa dirimu!!" Bentak Ryuuken setelah menghentakkan kakinya begitu ke lantai. Dia merasa tak ada waktu bagi mereka untuk saling berkenalan, disaat genting seperti itu. "Kau bisa menyelamatkan Masaki, 'kan?! Kembalikan dia seperti semula!!"
Urahara terdiam sesaat. "Aku tidak bilang aku bisa mengembalikannya seperti semula." Masih seperti biasa, laki-laki itu mengatakannya dengan begitu santai. "Jujur ya. Nona itu... Masaki-san... tak akan pernah kembali seperti dulu."
"Apa..." Tak hanya Ryuuken, Isshin-pun menunjukkan wajah tak percaya.
"Baringkan dia di sini." Ucap Urahara kembali. "Kondisi itu disebut "Hollowfikasi"."
Tanpa protes, pemuda berambut perak itupun membaringkan Masaki di tempat yang ditunjuk oleh Urahara. Tak ada alasan baginya untuk protes lebih lanjut. Dia mengerti hanya mengikuti ucapan sang tuan rumah yang bisa dia lakukan.
"Hollowfikasi..." Lanjut Urahara. "Berarti menyisipkan roh hollow ke dalam roh biasa, kemudian menghapus batas di antara keduanya untuk membentuk roh biasa tadi menjadi wujud yang lebih kuat. Aslinya, metode ini digunakan untuk memperkuat roh shinigami. Tapi teknologi yang kami miliki tak cukup kuat untuk mengendalikannya."
Keduanya hening, seolah dirinya baru saja mendengar hal seperti itu. "Ketika metode ini diterapkan pada Quincy, hasilnya jadi sama sekali berbeda."
"Tak bisa dikendalikan...?!" Ucap Ryuuken sedikit takut. "Apa itu artinya... kita tak bisa menyelamatkan Masaki...?"
"Bukan." Sanggah Urahara. "Kita memang tak bisa mengembalikannya seperti semula, tapi kita bisa menyelamatkan nyawanya. Ketika sebuah roh "dihollowfikasi" dan roh aslinya semakin bercampur dengan roh hollow, dia akan berubah menjadi monster yang tak berakal. Lama-kelamaan, bukan cuma batas antara dua roh itu saja yang terganggu. Tapi juga antara roh itu dengan lingkungan di sekitarnya. Akibatnya, roh tersebut akan menghancurkan dirinya sendiri. Proses ini disebut "Bunuh diri roh"."
Terlihat Ryuuken sedikit mengerti dengan penjelasan laki-laki yang selalu terlihat tenang itu. Namun, keduanya masih tetap terdiam, seperti ingin mendengar lebih detil apa yang sedang terjadi pada Masaki.
"Selama seratus tahun penelitianku. Aku sudah menemukan cara untuk mencegah "bunuh diri roh". Yaitu dengan menyisipkan kebalikan dari "hollowfikasi" ke dalam roh tersebut. Hancurnya batas antara roh biasa dengan roh hollow, yang merupakan inti dari hollowfikasi, terjadi karena dirusaknya keseimbangan batas antara dua roh tersebut. Yang artinya obyek lain yang berkebalikan dengan hollowfikasi akan mengembalikan keseimbangan tersebut dan mencegah hancurnya batas tersebut."
"Aku tak paham" Ucap Isshin jujur.
"Kuambil contoh konkretnya. Aku membuat vaksin dari panah Quincy dan roh manusia, lalu kusuntikkan ke dalam roh shinigami yang sudah terhollowfikasi. Hasilnya, aku berhasil mencegah "bunuh diri roh" dari setiap shinigami yang kusuntik. Tapi vaksin itu cuma bisa mencegah "bunuh diri roh". Untuk menyelamatkan nyawa perempuan itu, mencegah hollowfikasi, dan membiarkannya hidup sebagai manusia biasa, butuh kekuatan yang lebih dari itu. Butuh sesuatu yang bisa berada di dekatnya sampai dia meninggal, sesuatu yang menghalangi proses hollowfikasi. Kekuatan yang kuat dan berlawanan..."
"BOHONG!!!" Teriak Ryuuken tiba-tiba. Otak Putra Ishida ini menangkap setiap ucapan yang keluar dari mulut Urahara. Dia mengerti yang terjadi pada perempuan itu. Isshin hanya menoleh tak mengerti mengapa Ryuuken sampai bisa berteriak seperti itu. Putra shiba itu tak mengerti, tak mengerti apa yang ada dalam pikiran Ryuuken, kenyataan bahwa bukan dirinya --Ryuuken-- yang bisa menjadi harapan pada perempuan itu, di saat seperti ini. "Pa- pasti... pasti ada cara lain..." Ucapannya terdengar lebih pelan, kepalanya menunduk tak berdaya.
"Kau cerdas. Kau langsung paham masalahnya. Aku tahu kau tak akan setuju." Ucap Urahara. "Tapi Itu bukan pilihanmu."
"Yang bisa memilih adalah..."
Mata Ryuuken terpejam, seolah dirinya tak ingin mendengar lebih lanjut kalimat Urahara.
"Kau. Shiba Isshin." Mata Urahara menatap langsung pemuda berambut hitam itu. "Ini Gigai khusus yang kuciptakan. Terbuat dari roh manusia. Tubuh ini membungkus roh yang masuk ke dalamnya supaya bisa menyerupai tubuh manusia. Dengan kata lain, kalau kau masuk ke dalamnya, kau menjadi sesuatu di antara shinigami dan manusia. Kebalikan dari Quincy adalah shinigami. Kebalikan dari Hollow adalah manusia." Ucap Urahara panjang lebar.
"Kalau kau menggunakan ini, kau akan menjadi wujud yang sepenuhnya berkebalikan dari perempuan itu. Ini keputusanmu. Tapi pilihan ini akan banyak merugikanmu. Ketika kau berada dalam tubuh ini, kau bukan hanya tak bisa menggunakan kekuatan shinigami tapi kau juga tak bisa melihat hollow.Dan begitu kau masuk ke dalamnya kau mungkin tak akan bisa jadi shinigami lagi."
Kaki Ryuuken gemetar pelan. Batinnya penuh keraguan. "Terlalu banyak kerugiannya? Ya, ini cuma bakal merugikan shinigami seperti dia. Mustahil dia mau mengorbankan dirinya. Mustahil..."
"Supaya tubuh ini bisa berfungsi sebagai vaksin yang menghalangi hollowfikasi. Aku harus mengikat rohmu dengan benang reishi ke dalam roh perempuan ini dan hollow di dalamnya. Benang ini adalah benang yang mengikat roh. Sangat kuat, selama masih terikat, kau tak akan bisa keluar dari gigai itu. Artinya kau tak akan bisa keluar sampai perempuan itu dan hollow di dalamnya terlepas dari benang itu." Lanjut Urahara. "Dengan kata lain..."
"Iya, iya, paham. Akan kulakukan!" Ucap Isshin langsung.
"Apa?" Kedua tercengang, mereka tidak percaya kalau shinigami ini akan mengambil keputusan secepat ini. Seakan dia tak mendengar apa yang akan dia dapat setelah melakukan hal ini. Namun, memang begitulah dia.
"Kubilang akan kulakukan! Ayo cepat! Penjelasanmu bertele-tele!" Ucap Isshin kembali. "Kita cuma buang-buang waktu kalau begini terus! Ini artinya aku harus berhenti jadi shinigami dan melindunginya seumur hidupku, 'kan?! Jelas akan kulakukan!"
"Kau tak akan menyesal?" Tanya Urahara menyakinkan.
"Jelas aku akan menyesal!nBanyak yang bisa kusesali! Tapi peduli amat?" Jawab Isshin. "Kalau aku membiarkan orang yang menyelamatkanku mati cuma karena hal-hal yang bisa membuatku menyesal, aku bisa malu pada diri sendiri!"
Hening... tak ada yang berkata sepatah katapun setelah itu. Ryuuken sendiri menundukkan kepalanya. Entah apa yang dirasakan oleh pemuda kelahiran Quincy itu, merasa kecewa karena bukan dirinya yang menjadi penyelamat Masaki, mungkin, merasa senang karena ada shinigami yang mau berkorbang demi Masaki, mungkin. Tak ada yang tahu perasaannya saat itu.
"Begitu. Mendekatlah." Pinta Urahara. "Akan kumulai operasinya."
...
Tak butuh waktu lama bagi seorang seperti Urahara melakukan semuanya. Tak ada yang bisa menandingi pengalamannya yang sudah seratus tahun. Dalam beberapa saat, operasinya telah berhasil. Ishiin telah masih dalamgigai khusus buatan mantan Juunibantai Taichou itu. Dan mulai masuk dalam alam bawah sadar Masaki yang sudah terikat dengannya.
Di sana, Masaki mulai mendekat dengan mulut hollow yang memamerkan gigi-gigi putih nan besarnya itu. Mulai terseret ke dalam ruang hampa di balik mulut besar itu. Tak ada yang bisa dia lakukan, tubuhnya hanya bisa hanyut memasuki mulut hollow yang mulai menganga. Namun, seseoarang yang dia yakinin untuk menolong telah berada di sisinya, merangkul tubuh kecilnya.
"Hei. Aku ke sini untuk melindungimu." Iya, Shiba Isshin datang tepat pada waktunya. - See more at: http://barqahs.blogspot.com/2013/04/alur-cerita-bleach-535.html#sthash.VJ5imjix.dpuf
Pemuda berkacamata itu naik pitam, tak terima dirinya melihat perempuan yang ingin dilindunginya itu di sentuh oleh sang shinigami. Dia tak ingin memulai sebenarnya, bila saja akhir dari niat baik Masaki tak seperti ini.
"Itu karena... luka yang waktu itu...?" Ucap Isshin tak percaya.
"Ini jelas luka bekas hollow. Memangnya apa lagi?! Kau... aku bersumpah akan..." Geram sang pemuda berambut perak. Mata di balik lensanya menatap tajam sang shinigami itu.
Bleach Chapter 535 - Everything but the Rain Op. 8
Teks Version by Bleach Indonesia
"Mohon hentikan. Bukan waktunya bertengkar." Terdengar suara lain menghentikan pertengkaran mereka. Seorang laki-laki yang sempat berpapasan dengan Masaki tempo hari, Urahara Kisuke. "Kalian berdua, ikut aku. Akan kuberitahu pilihan yang harus kalian lakukan untuk menyelamatkan perempuan itu."
|Defender |
"Aku terjatuh. Terjatuh ke dalam lubang yang senyap, senyap, gelap, sepi." Batin Masaki di dalam bawah sadarnya. Tubuhnya terlihat begitu lemah, bahkan membuka kelopak mata saja perempuan ini merasa tak mampu. Tak ada yang bisa dia lihat dari celah kecil di matanya. Hanya kegelapan--
--dan sebuah topeng hollow raksasa yang siap memakannya.
"Tapi entah kenapa, aku tak merasa takut. Aku yakin... ada seseorang yang sedang mengawasiku." Batinnya kembali berucap. Tubuhnya masih melayang, terombang ambing oleh tekanan diruang hampa itu, semakin dekat pada mulut sang hollow. "Siapa?"
...
Mereka bertiga --berempat dengan Masaki-- telah sampai di kediaman Urahara. Sang pemilik toko itu mempersilakan sang tamu masuk. Masih bersikap ramah, seperti sifat Urahara biasanya.
"Aku sudah meneliti kondisi yang sedang dialami perempuan itu selama 100 tahun." Sang tuan rumah memulai pembicaraan. Ucapannya terdengar begitu tenang, seolah masalah yang dihadapi oleh gadis quincy itu bukanlah hal yang sangat buruk.
"100 tahun?" Intonasi tak percaya melesat dari pengucapan Ryuuken.
"Jadi kau lebih tua daripada penampilanmu." Rasa penasaran juga tak luput dari pikiran Isshin. Tak terlalu percaya dengan ucapan laki-laki itu. Bagaimana mungkin, seorang dengan penampilan semuda itu telah berada sejak seratus tahun. Tak nampak sedikitpun keriput di wajah laki-laki itu. "Siapa kau?" Tanya Isshin pada akhirnya.
"Namaku Urahara Kisuke." Seolah tak ada niat baginya untuk menutup siapa dirinya. Ucapannya terdengar begitu jujur. "Aku diasingkan dari Soul Society."
Isshin tersentak sesaat. Dirinya menyadari siapa sebenarnya yang berada di hadapannya. Mendengar namanya saja, Isshin sudah mengerti bila dia adalah kriminal berat bagi Soul Society, sejak seratus tahun lalu. Ekspresi wajah shinigami divisi sepuluh itu mengatakan bila dirinya tahu betul sejarah Urahara itu. "Urahara Kisuke?! Kau..."
"Peduli amat siapa dirimu!!" Bentak Ryuuken setelah menghentakkan kakinya begitu ke lantai. Dia merasa tak ada waktu bagi mereka untuk saling berkenalan, disaat genting seperti itu. "Kau bisa menyelamatkan Masaki, 'kan?! Kembalikan dia seperti semula!!"
Urahara terdiam sesaat. "Aku tidak bilang aku bisa mengembalikannya seperti semula." Masih seperti biasa, laki-laki itu mengatakannya dengan begitu santai. "Jujur ya. Nona itu... Masaki-san... tak akan pernah kembali seperti dulu."
"Apa..." Tak hanya Ryuuken, Isshin-pun menunjukkan wajah tak percaya.
"Baringkan dia di sini." Ucap Urahara kembali. "Kondisi itu disebut "Hollowfikasi"."
Tanpa protes, pemuda berambut perak itupun membaringkan Masaki di tempat yang ditunjuk oleh Urahara. Tak ada alasan baginya untuk protes lebih lanjut. Dia mengerti hanya mengikuti ucapan sang tuan rumah yang bisa dia lakukan.
"Hollowfikasi..." Lanjut Urahara. "Berarti menyisipkan roh hollow ke dalam roh biasa, kemudian menghapus batas di antara keduanya untuk membentuk roh biasa tadi menjadi wujud yang lebih kuat. Aslinya, metode ini digunakan untuk memperkuat roh shinigami. Tapi teknologi yang kami miliki tak cukup kuat untuk mengendalikannya."
Keduanya hening, seolah dirinya baru saja mendengar hal seperti itu. "Ketika metode ini diterapkan pada Quincy, hasilnya jadi sama sekali berbeda."
"Tak bisa dikendalikan...?!" Ucap Ryuuken sedikit takut. "Apa itu artinya... kita tak bisa menyelamatkan Masaki...?"
"Bukan." Sanggah Urahara. "Kita memang tak bisa mengembalikannya seperti semula, tapi kita bisa menyelamatkan nyawanya. Ketika sebuah roh "dihollowfikasi" dan roh aslinya semakin bercampur dengan roh hollow, dia akan berubah menjadi monster yang tak berakal. Lama-kelamaan, bukan cuma batas antara dua roh itu saja yang terganggu. Tapi juga antara roh itu dengan lingkungan di sekitarnya. Akibatnya, roh tersebut akan menghancurkan dirinya sendiri. Proses ini disebut "Bunuh diri roh"."
Terlihat Ryuuken sedikit mengerti dengan penjelasan laki-laki yang selalu terlihat tenang itu. Namun, keduanya masih tetap terdiam, seperti ingin mendengar lebih detil apa yang sedang terjadi pada Masaki.
"Selama seratus tahun penelitianku. Aku sudah menemukan cara untuk mencegah "bunuh diri roh". Yaitu dengan menyisipkan kebalikan dari "hollowfikasi" ke dalam roh tersebut. Hancurnya batas antara roh biasa dengan roh hollow, yang merupakan inti dari hollowfikasi, terjadi karena dirusaknya keseimbangan batas antara dua roh tersebut. Yang artinya obyek lain yang berkebalikan dengan hollowfikasi akan mengembalikan keseimbangan tersebut dan mencegah hancurnya batas tersebut."
"Aku tak paham" Ucap Isshin jujur.
"Kuambil contoh konkretnya. Aku membuat vaksin dari panah Quincy dan roh manusia, lalu kusuntikkan ke dalam roh shinigami yang sudah terhollowfikasi. Hasilnya, aku berhasil mencegah "bunuh diri roh" dari setiap shinigami yang kusuntik. Tapi vaksin itu cuma bisa mencegah "bunuh diri roh". Untuk menyelamatkan nyawa perempuan itu, mencegah hollowfikasi, dan membiarkannya hidup sebagai manusia biasa, butuh kekuatan yang lebih dari itu. Butuh sesuatu yang bisa berada di dekatnya sampai dia meninggal, sesuatu yang menghalangi proses hollowfikasi. Kekuatan yang kuat dan berlawanan..."
"BOHONG!!!" Teriak Ryuuken tiba-tiba. Otak Putra Ishida ini menangkap setiap ucapan yang keluar dari mulut Urahara. Dia mengerti yang terjadi pada perempuan itu. Isshin hanya menoleh tak mengerti mengapa Ryuuken sampai bisa berteriak seperti itu. Putra shiba itu tak mengerti, tak mengerti apa yang ada dalam pikiran Ryuuken, kenyataan bahwa bukan dirinya --Ryuuken-- yang bisa menjadi harapan pada perempuan itu, di saat seperti ini. "Pa- pasti... pasti ada cara lain..." Ucapannya terdengar lebih pelan, kepalanya menunduk tak berdaya.
"Kau cerdas. Kau langsung paham masalahnya. Aku tahu kau tak akan setuju." Ucap Urahara. "Tapi Itu bukan pilihanmu."
"Yang bisa memilih adalah..."
Mata Ryuuken terpejam, seolah dirinya tak ingin mendengar lebih lanjut kalimat Urahara.
"Kau. Shiba Isshin." Mata Urahara menatap langsung pemuda berambut hitam itu. "Ini Gigai khusus yang kuciptakan. Terbuat dari roh manusia. Tubuh ini membungkus roh yang masuk ke dalamnya supaya bisa menyerupai tubuh manusia. Dengan kata lain, kalau kau masuk ke dalamnya, kau menjadi sesuatu di antara shinigami dan manusia. Kebalikan dari Quincy adalah shinigami. Kebalikan dari Hollow adalah manusia." Ucap Urahara panjang lebar.
"Kalau kau menggunakan ini, kau akan menjadi wujud yang sepenuhnya berkebalikan dari perempuan itu. Ini keputusanmu. Tapi pilihan ini akan banyak merugikanmu. Ketika kau berada dalam tubuh ini, kau bukan hanya tak bisa menggunakan kekuatan shinigami tapi kau juga tak bisa melihat hollow.Dan begitu kau masuk ke dalamnya kau mungkin tak akan bisa jadi shinigami lagi."
Kaki Ryuuken gemetar pelan. Batinnya penuh keraguan. "Terlalu banyak kerugiannya? Ya, ini cuma bakal merugikan shinigami seperti dia. Mustahil dia mau mengorbankan dirinya. Mustahil..."
"Supaya tubuh ini bisa berfungsi sebagai vaksin yang menghalangi hollowfikasi. Aku harus mengikat rohmu dengan benang reishi ke dalam roh perempuan ini dan hollow di dalamnya. Benang ini adalah benang yang mengikat roh. Sangat kuat, selama masih terikat, kau tak akan bisa keluar dari gigai itu. Artinya kau tak akan bisa keluar sampai perempuan itu dan hollow di dalamnya terlepas dari benang itu." Lanjut Urahara. "Dengan kata lain..."
"Iya, iya, paham. Akan kulakukan!" Ucap Isshin langsung.
"Apa?" Kedua tercengang, mereka tidak percaya kalau shinigami ini akan mengambil keputusan secepat ini. Seakan dia tak mendengar apa yang akan dia dapat setelah melakukan hal ini. Namun, memang begitulah dia.
"Kubilang akan kulakukan! Ayo cepat! Penjelasanmu bertele-tele!" Ucap Isshin kembali. "Kita cuma buang-buang waktu kalau begini terus! Ini artinya aku harus berhenti jadi shinigami dan melindunginya seumur hidupku, 'kan?! Jelas akan kulakukan!"
"Kau tak akan menyesal?" Tanya Urahara menyakinkan.
"Jelas aku akan menyesal!nBanyak yang bisa kusesali! Tapi peduli amat?" Jawab Isshin. "Kalau aku membiarkan orang yang menyelamatkanku mati cuma karena hal-hal yang bisa membuatku menyesal, aku bisa malu pada diri sendiri!"
Hening... tak ada yang berkata sepatah katapun setelah itu. Ryuuken sendiri menundukkan kepalanya. Entah apa yang dirasakan oleh pemuda kelahiran Quincy itu, merasa kecewa karena bukan dirinya yang menjadi penyelamat Masaki, mungkin, merasa senang karena ada shinigami yang mau berkorbang demi Masaki, mungkin. Tak ada yang tahu perasaannya saat itu.
"Begitu. Mendekatlah." Pinta Urahara. "Akan kumulai operasinya."
...
Tak butuh waktu lama bagi seorang seperti Urahara melakukan semuanya. Tak ada yang bisa menandingi pengalamannya yang sudah seratus tahun. Dalam beberapa saat, operasinya telah berhasil. Ishiin telah masih dalamgigai khusus buatan mantan Juunibantai Taichou itu. Dan mulai masuk dalam alam bawah sadar Masaki yang sudah terikat dengannya.
Di sana, Masaki mulai mendekat dengan mulut hollow yang memamerkan gigi-gigi putih nan besarnya itu. Mulai terseret ke dalam ruang hampa di balik mulut besar itu. Tak ada yang bisa dia lakukan, tubuhnya hanya bisa hanyut memasuki mulut hollow yang mulai menganga. Namun, seseoarang yang dia yakinin untuk menolong telah berada di sisinya, merangkul tubuh kecilnya.
"Hei. Aku ke sini untuk melindungimu." Iya, Shiba Isshin datang tepat pada waktunya. - See more at: http://barqahs.blogspot.com/2013/04/alur-cerita-bleach-535.html#sthash.VJ5imjix.dpuf
"Jangan
sentuh dia!!" Bentak Ryuuken. "Menurutmu kenapa dia begini
sekarang...? Karena dia melindungimu!! Dia melanggar kode etik Quincy dan
melindungimu, shinigami!! Dia terluka karena itu!! Kenapa Masaki harus jadi
begini?!?"
Pemuda berkacamata itu naik pitam, tak terima dirinya melihat perempuan yang ingin dilindunginya itu di sentuh oleh sang shinigami. Dia tak ingin memulai sebenarnya, bila saja akhir dari niat baik Masaki tak seperti ini.
"Itu karena... luka yang waktu itu...?" Ucap Isshin tak percaya.
"Ini jelas luka bekas hollow. Memangnya apa lagi?! Kau... aku bersumpah akan..." Geram sang pemuda berambut perak. Mata di balik lensanya menatap tajam sang shinigami itu.
Bleach Chapter 535 - Everything but the Rain Op. 8
Teks Version by Bleach Indonesia
"Mohon hentikan. Bukan waktunya bertengkar." Terdengar suara lain menghentikan pertengkaran mereka. Seorang laki-laki yang sempat berpapasan dengan Masaki tempo hari, Urahara Kisuke. "Kalian berdua, ikut aku. Akan kuberitahu pilihan yang harus kalian lakukan untuk menyelamatkan perempuan itu."
|Defender |
"Aku terjatuh. Terjatuh ke dalam lubang yang senyap, senyap, gelap, sepi." Batin Masaki di dalam bawah sadarnya. Tubuhnya terlihat begitu lemah, bahkan membuka kelopak mata saja perempuan ini merasa tak mampu. Tak ada yang bisa dia lihat dari celah kecil di matanya. Hanya kegelapan--
--dan sebuah topeng hollow raksasa yang siap memakannya.
"Tapi entah kenapa, aku tak merasa takut. Aku yakin... ada seseorang yang sedang mengawasiku." Batinnya kembali berucap. Tubuhnya masih melayang, terombang ambing oleh tekanan diruang hampa itu, semakin dekat pada mulut sang hollow. "Siapa?"
...
Mereka bertiga --berempat dengan Masaki-- telah sampai di kediaman Urahara. Sang pemilik toko itu mempersilakan sang tamu masuk. Masih bersikap ramah, seperti sifat Urahara biasanya.
"Aku sudah meneliti kondisi yang sedang dialami perempuan itu selama 100 tahun." Sang tuan rumah memulai pembicaraan. Ucapannya terdengar begitu tenang, seolah masalah yang dihadapi oleh gadis quincy itu bukanlah hal yang sangat buruk.
"100 tahun?" Intonasi tak percaya melesat dari pengucapan Ryuuken.
"Jadi kau lebih tua daripada penampilanmu." Rasa penasaran juga tak luput dari pikiran Isshin. Tak terlalu percaya dengan ucapan laki-laki itu. Bagaimana mungkin, seorang dengan penampilan semuda itu telah berada sejak seratus tahun. Tak nampak sedikitpun keriput di wajah laki-laki itu. "Siapa kau?" Tanya Isshin pada akhirnya.
"Namaku Urahara Kisuke." Seolah tak ada niat baginya untuk menutup siapa dirinya. Ucapannya terdengar begitu jujur. "Aku diasingkan dari Soul Society."
Isshin tersentak sesaat. Dirinya menyadari siapa sebenarnya yang berada di hadapannya. Mendengar namanya saja, Isshin sudah mengerti bila dia adalah kriminal berat bagi Soul Society, sejak seratus tahun lalu. Ekspresi wajah shinigami divisi sepuluh itu mengatakan bila dirinya tahu betul sejarah Urahara itu. "Urahara Kisuke?! Kau..."
"Peduli amat siapa dirimu!!" Bentak Ryuuken setelah menghentakkan kakinya begitu ke lantai. Dia merasa tak ada waktu bagi mereka untuk saling berkenalan, disaat genting seperti itu. "Kau bisa menyelamatkan Masaki, 'kan?! Kembalikan dia seperti semula!!"
Urahara terdiam sesaat. "Aku tidak bilang aku bisa mengembalikannya seperti semula." Masih seperti biasa, laki-laki itu mengatakannya dengan begitu santai. "Jujur ya. Nona itu... Masaki-san... tak akan pernah kembali seperti dulu."
"Apa..." Tak hanya Ryuuken, Isshin-pun menunjukkan wajah tak percaya.
"Baringkan dia di sini." Ucap Urahara kembali. "Kondisi itu disebut "Hollowfikasi"."
Tanpa protes, pemuda berambut perak itupun membaringkan Masaki di tempat yang ditunjuk oleh Urahara. Tak ada alasan baginya untuk protes lebih lanjut. Dia mengerti hanya mengikuti ucapan sang tuan rumah yang bisa dia lakukan.
"Hollowfikasi..." Lanjut Urahara. "Berarti menyisipkan roh hollow ke dalam roh biasa, kemudian menghapus batas di antara keduanya untuk membentuk roh biasa tadi menjadi wujud yang lebih kuat. Aslinya, metode ini digunakan untuk memperkuat roh shinigami. Tapi teknologi yang kami miliki tak cukup kuat untuk mengendalikannya."
Keduanya hening, seolah dirinya baru saja mendengar hal seperti itu. "Ketika metode ini diterapkan pada Quincy, hasilnya jadi sama sekali berbeda."
"Tak bisa dikendalikan...?!" Ucap Ryuuken sedikit takut. "Apa itu artinya... kita tak bisa menyelamatkan Masaki...?"
"Bukan." Sanggah Urahara. "Kita memang tak bisa mengembalikannya seperti semula, tapi kita bisa menyelamatkan nyawanya. Ketika sebuah roh "dihollowfikasi" dan roh aslinya semakin bercampur dengan roh hollow, dia akan berubah menjadi monster yang tak berakal. Lama-kelamaan, bukan cuma batas antara dua roh itu saja yang terganggu. Tapi juga antara roh itu dengan lingkungan di sekitarnya. Akibatnya, roh tersebut akan menghancurkan dirinya sendiri. Proses ini disebut "Bunuh diri roh"."
Terlihat Ryuuken sedikit mengerti dengan penjelasan laki-laki yang selalu terlihat tenang itu. Namun, keduanya masih tetap terdiam, seperti ingin mendengar lebih detil apa yang sedang terjadi pada Masaki.
"Selama seratus tahun penelitianku. Aku sudah menemukan cara untuk mencegah "bunuh diri roh". Yaitu dengan menyisipkan kebalikan dari "hollowfikasi" ke dalam roh tersebut. Hancurnya batas antara roh biasa dengan roh hollow, yang merupakan inti dari hollowfikasi, terjadi karena dirusaknya keseimbangan batas antara dua roh tersebut. Yang artinya obyek lain yang berkebalikan dengan hollowfikasi akan mengembalikan keseimbangan tersebut dan mencegah hancurnya batas tersebut."
"Aku tak paham" Ucap Isshin jujur.
"Kuambil contoh konkretnya. Aku membuat vaksin dari panah Quincy dan roh manusia, lalu kusuntikkan ke dalam roh shinigami yang sudah terhollowfikasi. Hasilnya, aku berhasil mencegah "bunuh diri roh" dari setiap shinigami yang kusuntik. Tapi vaksin itu cuma bisa mencegah "bunuh diri roh". Untuk menyelamatkan nyawa perempuan itu, mencegah hollowfikasi, dan membiarkannya hidup sebagai manusia biasa, butuh kekuatan yang lebih dari itu. Butuh sesuatu yang bisa berada di dekatnya sampai dia meninggal, sesuatu yang menghalangi proses hollowfikasi. Kekuatan yang kuat dan berlawanan..."
"BOHONG!!!" Teriak Ryuuken tiba-tiba. Otak Putra Ishida ini menangkap setiap ucapan yang keluar dari mulut Urahara. Dia mengerti yang terjadi pada perempuan itu. Isshin hanya menoleh tak mengerti mengapa Ryuuken sampai bisa berteriak seperti itu. Putra shiba itu tak mengerti, tak mengerti apa yang ada dalam pikiran Ryuuken, kenyataan bahwa bukan dirinya --Ryuuken-- yang bisa menjadi harapan pada perempuan itu, di saat seperti ini. "Pa- pasti... pasti ada cara lain..." Ucapannya terdengar lebih pelan, kepalanya menunduk tak berdaya.
"Kau cerdas. Kau langsung paham masalahnya. Aku tahu kau tak akan setuju." Ucap Urahara. "Tapi Itu bukan pilihanmu."
"Yang bisa memilih adalah..."
Mata Ryuuken terpejam, seolah dirinya tak ingin mendengar lebih lanjut kalimat Urahara.
"Kau. Shiba Isshin." Mata Urahara menatap langsung pemuda berambut hitam itu. "Ini Gigai khusus yang kuciptakan. Terbuat dari roh manusia. Tubuh ini membungkus roh yang masuk ke dalamnya supaya bisa menyerupai tubuh manusia. Dengan kata lain, kalau kau masuk ke dalamnya, kau menjadi sesuatu di antara shinigami dan manusia. Kebalikan dari Quincy adalah shinigami. Kebalikan dari Hollow adalah manusia." Ucap Urahara panjang lebar.
"Kalau kau menggunakan ini, kau akan menjadi wujud yang sepenuhnya berkebalikan dari perempuan itu. Ini keputusanmu. Tapi pilihan ini akan banyak merugikanmu. Ketika kau berada dalam tubuh ini, kau bukan hanya tak bisa menggunakan kekuatan shinigami tapi kau juga tak bisa melihat hollow.Dan begitu kau masuk ke dalamnya kau mungkin tak akan bisa jadi shinigami lagi."
Kaki Ryuuken gemetar pelan. Batinnya penuh keraguan. "Terlalu banyak kerugiannya? Ya, ini cuma bakal merugikan shinigami seperti dia. Mustahil dia mau mengorbankan dirinya. Mustahil..."
"Supaya tubuh ini bisa berfungsi sebagai vaksin yang menghalangi hollowfikasi. Aku harus mengikat rohmu dengan benang reishi ke dalam roh perempuan ini dan hollow di dalamnya. Benang ini adalah benang yang mengikat roh. Sangat kuat, selama masih terikat, kau tak akan bisa keluar dari gigai itu. Artinya kau tak akan bisa keluar sampai perempuan itu dan hollow di dalamnya terlepas dari benang itu." Lanjut Urahara. "Dengan kata lain..."
"Iya, iya, paham. Akan kulakukan!" Ucap Isshin langsung.
"Apa?" Kedua tercengang, mereka tidak percaya kalau shinigami ini akan mengambil keputusan secepat ini. Seakan dia tak mendengar apa yang akan dia dapat setelah melakukan hal ini. Namun, memang begitulah dia.
"Kubilang akan kulakukan! Ayo cepat! Penjelasanmu bertele-tele!" Ucap Isshin kembali. "Kita cuma buang-buang waktu kalau begini terus! Ini artinya aku harus berhenti jadi shinigami dan melindunginya seumur hidupku, 'kan?! Jelas akan kulakukan!"
"Kau tak akan menyesal?" Tanya Urahara menyakinkan.
"Jelas aku akan menyesal!nBanyak yang bisa kusesali! Tapi peduli amat?" Jawab Isshin. "Kalau aku membiarkan orang yang menyelamatkanku mati cuma karena hal-hal yang bisa membuatku menyesal, aku bisa malu pada diri sendiri!"
Hening... tak ada yang berkata sepatah katapun setelah itu. Ryuuken sendiri menundukkan kepalanya. Entah apa yang dirasakan oleh pemuda kelahiran Quincy itu, merasa kecewa karena bukan dirinya yang menjadi penyelamat Masaki, mungkin, merasa senang karena ada shinigami yang mau berkorbang demi Masaki, mungkin. Tak ada yang tahu perasaannya saat itu.
"Begitu. Mendekatlah." Pinta Urahara. "Akan kumulai operasinya."
...
Tak butuh waktu lama bagi seorang seperti Urahara melakukan semuanya. Tak ada yang bisa menandingi pengalamannya yang sudah seratus tahun. Dalam beberapa saat, operasinya telah berhasil. Ishiin telah masih dalamgigai khusus buatan mantan Juunibantai Taichou itu. Dan mulai masuk dalam alam bawah sadar Masaki yang sudah terikat dengannya.
Di sana, Masaki mulai mendekat dengan mulut hollow yang memamerkan gigi-gigi putih nan besarnya itu. Mulai terseret ke dalam ruang hampa di balik mulut besar itu. Tak ada yang bisa dia lakukan, tubuhnya hanya bisa hanyut memasuki mulut hollow yang mulai menganga. Namun, seseoarang yang dia yakinin untuk menolong telah berada di sisinya, merangkul tubuh kecilnya.
"Hei. Aku ke sini untuk melindungimu." Iya, Shiba Isshin datang tepat pada waktunya
Pemuda berkacamata itu naik pitam, tak terima dirinya melihat perempuan yang ingin dilindunginya itu di sentuh oleh sang shinigami. Dia tak ingin memulai sebenarnya, bila saja akhir dari niat baik Masaki tak seperti ini.
"Itu karena... luka yang waktu itu...?" Ucap Isshin tak percaya.
"Ini jelas luka bekas hollow. Memangnya apa lagi?! Kau... aku bersumpah akan..." Geram sang pemuda berambut perak. Mata di balik lensanya menatap tajam sang shinigami itu.
Bleach Chapter 535 - Everything but the Rain Op. 8
Teks Version by Bleach Indonesia
"Mohon hentikan. Bukan waktunya bertengkar." Terdengar suara lain menghentikan pertengkaran mereka. Seorang laki-laki yang sempat berpapasan dengan Masaki tempo hari, Urahara Kisuke. "Kalian berdua, ikut aku. Akan kuberitahu pilihan yang harus kalian lakukan untuk menyelamatkan perempuan itu."
|Defender |
"Aku terjatuh. Terjatuh ke dalam lubang yang senyap, senyap, gelap, sepi." Batin Masaki di dalam bawah sadarnya. Tubuhnya terlihat begitu lemah, bahkan membuka kelopak mata saja perempuan ini merasa tak mampu. Tak ada yang bisa dia lihat dari celah kecil di matanya. Hanya kegelapan--
--dan sebuah topeng hollow raksasa yang siap memakannya.
"Tapi entah kenapa, aku tak merasa takut. Aku yakin... ada seseorang yang sedang mengawasiku." Batinnya kembali berucap. Tubuhnya masih melayang, terombang ambing oleh tekanan diruang hampa itu, semakin dekat pada mulut sang hollow. "Siapa?"
...
Mereka bertiga --berempat dengan Masaki-- telah sampai di kediaman Urahara. Sang pemilik toko itu mempersilakan sang tamu masuk. Masih bersikap ramah, seperti sifat Urahara biasanya.
"Aku sudah meneliti kondisi yang sedang dialami perempuan itu selama 100 tahun." Sang tuan rumah memulai pembicaraan. Ucapannya terdengar begitu tenang, seolah masalah yang dihadapi oleh gadis quincy itu bukanlah hal yang sangat buruk.
"100 tahun?" Intonasi tak percaya melesat dari pengucapan Ryuuken.
"Jadi kau lebih tua daripada penampilanmu." Rasa penasaran juga tak luput dari pikiran Isshin. Tak terlalu percaya dengan ucapan laki-laki itu. Bagaimana mungkin, seorang dengan penampilan semuda itu telah berada sejak seratus tahun. Tak nampak sedikitpun keriput di wajah laki-laki itu. "Siapa kau?" Tanya Isshin pada akhirnya.
"Namaku Urahara Kisuke." Seolah tak ada niat baginya untuk menutup siapa dirinya. Ucapannya terdengar begitu jujur. "Aku diasingkan dari Soul Society."
Isshin tersentak sesaat. Dirinya menyadari siapa sebenarnya yang berada di hadapannya. Mendengar namanya saja, Isshin sudah mengerti bila dia adalah kriminal berat bagi Soul Society, sejak seratus tahun lalu. Ekspresi wajah shinigami divisi sepuluh itu mengatakan bila dirinya tahu betul sejarah Urahara itu. "Urahara Kisuke?! Kau..."
"Peduli amat siapa dirimu!!" Bentak Ryuuken setelah menghentakkan kakinya begitu ke lantai. Dia merasa tak ada waktu bagi mereka untuk saling berkenalan, disaat genting seperti itu. "Kau bisa menyelamatkan Masaki, 'kan?! Kembalikan dia seperti semula!!"
Urahara terdiam sesaat. "Aku tidak bilang aku bisa mengembalikannya seperti semula." Masih seperti biasa, laki-laki itu mengatakannya dengan begitu santai. "Jujur ya. Nona itu... Masaki-san... tak akan pernah kembali seperti dulu."
"Apa..." Tak hanya Ryuuken, Isshin-pun menunjukkan wajah tak percaya.
"Baringkan dia di sini." Ucap Urahara kembali. "Kondisi itu disebut "Hollowfikasi"."
Tanpa protes, pemuda berambut perak itupun membaringkan Masaki di tempat yang ditunjuk oleh Urahara. Tak ada alasan baginya untuk protes lebih lanjut. Dia mengerti hanya mengikuti ucapan sang tuan rumah yang bisa dia lakukan.
"Hollowfikasi..." Lanjut Urahara. "Berarti menyisipkan roh hollow ke dalam roh biasa, kemudian menghapus batas di antara keduanya untuk membentuk roh biasa tadi menjadi wujud yang lebih kuat. Aslinya, metode ini digunakan untuk memperkuat roh shinigami. Tapi teknologi yang kami miliki tak cukup kuat untuk mengendalikannya."
Keduanya hening, seolah dirinya baru saja mendengar hal seperti itu. "Ketika metode ini diterapkan pada Quincy, hasilnya jadi sama sekali berbeda."
"Tak bisa dikendalikan...?!" Ucap Ryuuken sedikit takut. "Apa itu artinya... kita tak bisa menyelamatkan Masaki...?"
"Bukan." Sanggah Urahara. "Kita memang tak bisa mengembalikannya seperti semula, tapi kita bisa menyelamatkan nyawanya. Ketika sebuah roh "dihollowfikasi" dan roh aslinya semakin bercampur dengan roh hollow, dia akan berubah menjadi monster yang tak berakal. Lama-kelamaan, bukan cuma batas antara dua roh itu saja yang terganggu. Tapi juga antara roh itu dengan lingkungan di sekitarnya. Akibatnya, roh tersebut akan menghancurkan dirinya sendiri. Proses ini disebut "Bunuh diri roh"."
Terlihat Ryuuken sedikit mengerti dengan penjelasan laki-laki yang selalu terlihat tenang itu. Namun, keduanya masih tetap terdiam, seperti ingin mendengar lebih detil apa yang sedang terjadi pada Masaki.
"Selama seratus tahun penelitianku. Aku sudah menemukan cara untuk mencegah "bunuh diri roh". Yaitu dengan menyisipkan kebalikan dari "hollowfikasi" ke dalam roh tersebut. Hancurnya batas antara roh biasa dengan roh hollow, yang merupakan inti dari hollowfikasi, terjadi karena dirusaknya keseimbangan batas antara dua roh tersebut. Yang artinya obyek lain yang berkebalikan dengan hollowfikasi akan mengembalikan keseimbangan tersebut dan mencegah hancurnya batas tersebut."
"Aku tak paham" Ucap Isshin jujur.
"Kuambil contoh konkretnya. Aku membuat vaksin dari panah Quincy dan roh manusia, lalu kusuntikkan ke dalam roh shinigami yang sudah terhollowfikasi. Hasilnya, aku berhasil mencegah "bunuh diri roh" dari setiap shinigami yang kusuntik. Tapi vaksin itu cuma bisa mencegah "bunuh diri roh". Untuk menyelamatkan nyawa perempuan itu, mencegah hollowfikasi, dan membiarkannya hidup sebagai manusia biasa, butuh kekuatan yang lebih dari itu. Butuh sesuatu yang bisa berada di dekatnya sampai dia meninggal, sesuatu yang menghalangi proses hollowfikasi. Kekuatan yang kuat dan berlawanan..."
"BOHONG!!!" Teriak Ryuuken tiba-tiba. Otak Putra Ishida ini menangkap setiap ucapan yang keluar dari mulut Urahara. Dia mengerti yang terjadi pada perempuan itu. Isshin hanya menoleh tak mengerti mengapa Ryuuken sampai bisa berteriak seperti itu. Putra shiba itu tak mengerti, tak mengerti apa yang ada dalam pikiran Ryuuken, kenyataan bahwa bukan dirinya --Ryuuken-- yang bisa menjadi harapan pada perempuan itu, di saat seperti ini. "Pa- pasti... pasti ada cara lain..." Ucapannya terdengar lebih pelan, kepalanya menunduk tak berdaya.
"Kau cerdas. Kau langsung paham masalahnya. Aku tahu kau tak akan setuju." Ucap Urahara. "Tapi Itu bukan pilihanmu."
"Yang bisa memilih adalah..."
Mata Ryuuken terpejam, seolah dirinya tak ingin mendengar lebih lanjut kalimat Urahara.
"Kau. Shiba Isshin." Mata Urahara menatap langsung pemuda berambut hitam itu. "Ini Gigai khusus yang kuciptakan. Terbuat dari roh manusia. Tubuh ini membungkus roh yang masuk ke dalamnya supaya bisa menyerupai tubuh manusia. Dengan kata lain, kalau kau masuk ke dalamnya, kau menjadi sesuatu di antara shinigami dan manusia. Kebalikan dari Quincy adalah shinigami. Kebalikan dari Hollow adalah manusia." Ucap Urahara panjang lebar.
"Kalau kau menggunakan ini, kau akan menjadi wujud yang sepenuhnya berkebalikan dari perempuan itu. Ini keputusanmu. Tapi pilihan ini akan banyak merugikanmu. Ketika kau berada dalam tubuh ini, kau bukan hanya tak bisa menggunakan kekuatan shinigami tapi kau juga tak bisa melihat hollow.Dan begitu kau masuk ke dalamnya kau mungkin tak akan bisa jadi shinigami lagi."
Kaki Ryuuken gemetar pelan. Batinnya penuh keraguan. "Terlalu banyak kerugiannya? Ya, ini cuma bakal merugikan shinigami seperti dia. Mustahil dia mau mengorbankan dirinya. Mustahil..."
"Supaya tubuh ini bisa berfungsi sebagai vaksin yang menghalangi hollowfikasi. Aku harus mengikat rohmu dengan benang reishi ke dalam roh perempuan ini dan hollow di dalamnya. Benang ini adalah benang yang mengikat roh. Sangat kuat, selama masih terikat, kau tak akan bisa keluar dari gigai itu. Artinya kau tak akan bisa keluar sampai perempuan itu dan hollow di dalamnya terlepas dari benang itu." Lanjut Urahara. "Dengan kata lain..."
"Iya, iya, paham. Akan kulakukan!" Ucap Isshin langsung.
"Apa?" Kedua tercengang, mereka tidak percaya kalau shinigami ini akan mengambil keputusan secepat ini. Seakan dia tak mendengar apa yang akan dia dapat setelah melakukan hal ini. Namun, memang begitulah dia.
"Kubilang akan kulakukan! Ayo cepat! Penjelasanmu bertele-tele!" Ucap Isshin kembali. "Kita cuma buang-buang waktu kalau begini terus! Ini artinya aku harus berhenti jadi shinigami dan melindunginya seumur hidupku, 'kan?! Jelas akan kulakukan!"
"Kau tak akan menyesal?" Tanya Urahara menyakinkan.
"Jelas aku akan menyesal!nBanyak yang bisa kusesali! Tapi peduli amat?" Jawab Isshin. "Kalau aku membiarkan orang yang menyelamatkanku mati cuma karena hal-hal yang bisa membuatku menyesal, aku bisa malu pada diri sendiri!"
Hening... tak ada yang berkata sepatah katapun setelah itu. Ryuuken sendiri menundukkan kepalanya. Entah apa yang dirasakan oleh pemuda kelahiran Quincy itu, merasa kecewa karena bukan dirinya yang menjadi penyelamat Masaki, mungkin, merasa senang karena ada shinigami yang mau berkorbang demi Masaki, mungkin. Tak ada yang tahu perasaannya saat itu.
"Begitu. Mendekatlah." Pinta Urahara. "Akan kumulai operasinya."
...
Tak butuh waktu lama bagi seorang seperti Urahara melakukan semuanya. Tak ada yang bisa menandingi pengalamannya yang sudah seratus tahun. Dalam beberapa saat, operasinya telah berhasil. Ishiin telah masih dalamgigai khusus buatan mantan Juunibantai Taichou itu. Dan mulai masuk dalam alam bawah sadar Masaki yang sudah terikat dengannya.
Di sana, Masaki mulai mendekat dengan mulut hollow yang memamerkan gigi-gigi putih nan besarnya itu. Mulai terseret ke dalam ruang hampa di balik mulut besar itu. Tak ada yang bisa dia lakukan, tubuhnya hanya bisa hanyut memasuki mulut hollow yang mulai menganga. Namun, seseoarang yang dia yakinin untuk menolong telah berada di sisinya, merangkul tubuh kecilnya.
"Hei. Aku ke sini untuk melindungimu." Iya, Shiba Isshin datang tepat pada waktunya
selanjutnya bleach episode 536 akan saya posting di awal bulan mei
"Jangan
sentuh dia!!" Bentak Ryuuken. "Menurutmu kenapa dia begini sekarang...?
Karena dia melindungimu!! Dia melanggar kode etik Quincy dan
melindungimu, shinigami!! Dia terluka karena itu!! Kenapa Masaki harus
jadi begini?!?"
Pemuda berkacamata itu naik pitam, tak terima dirinya melihat perempuan yang ingin dilindunginya itu di sentuh oleh sang shinigami. Dia tak ingin memulai sebenarnya, bila saja akhir dari niat baik Masaki tak seperti ini.
"Itu karena... luka yang waktu itu...?" Ucap Isshin tak percaya.
"Ini jelas luka bekas hollow. Memangnya apa lagi?! Kau... aku bersumpah akan..." Geram sang pemuda berambut perak. Mata di balik lensanya menatap tajam sang shinigami itu.
Bleach Chapter 535 - Everything but the Rain Op. 8
Teks Version by Bleach Indonesia
"Mohon hentikan. Bukan waktunya bertengkar." Terdengar suara lain menghentikan pertengkaran mereka. Seorang laki-laki yang sempat berpapasan dengan Masaki tempo hari, Urahara Kisuke. "Kalian berdua, ikut aku. Akan kuberitahu pilihan yang harus kalian lakukan untuk menyelamatkan perempuan itu."
|Defender |
"Aku terjatuh. Terjatuh ke dalam lubang yang senyap, senyap, gelap, sepi." Batin Masaki di dalam bawah sadarnya. Tubuhnya terlihat begitu lemah, bahkan membuka kelopak mata saja perempuan ini merasa tak mampu. Tak ada yang bisa dia lihat dari celah kecil di matanya. Hanya kegelapan--
--dan sebuah topeng hollow raksasa yang siap memakannya.
"Tapi entah kenapa, aku tak merasa takut. Aku yakin... ada seseorang yang sedang mengawasiku." Batinnya kembali berucap. Tubuhnya masih melayang, terombang ambing oleh tekanan diruang hampa itu, semakin dekat pada mulut sang hollow. "Siapa?"
...
Mereka bertiga --berempat dengan Masaki-- telah sampai di kediaman Urahara. Sang pemilik toko itu mempersilakan sang tamu masuk. Masih bersikap ramah, seperti sifat Urahara biasanya.
"Aku sudah meneliti kondisi yang sedang dialami perempuan itu selama 100 tahun." Sang tuan rumah memulai pembicaraan. Ucapannya terdengar begitu tenang, seolah masalah yang dihadapi oleh gadis quincy itu bukanlah hal yang sangat buruk.
"100 tahun?" Intonasi tak percaya melesat dari pengucapan Ryuuken.
"Jadi kau lebih tua daripada penampilanmu." Rasa penasaran juga tak luput dari pikiran Isshin. Tak terlalu percaya dengan ucapan laki-laki itu. Bagaimana mungkin, seorang dengan penampilan semuda itu telah berada sejak seratus tahun. Tak nampak sedikitpun keriput di wajah laki-laki itu. "Siapa kau?" Tanya Isshin pada akhirnya.
"Namaku Urahara Kisuke." Seolah tak ada niat baginya untuk menutup siapa dirinya. Ucapannya terdengar begitu jujur. "Aku diasingkan dari Soul Society."
Isshin tersentak sesaat. Dirinya menyadari siapa sebenarnya yang berada di hadapannya. Mendengar namanya saja, Isshin sudah mengerti bila dia adalah kriminal berat bagi Soul Society, sejak seratus tahun lalu. Ekspresi wajah shinigami divisi sepuluh itu mengatakan bila dirinya tahu betul sejarah Urahara itu. "Urahara Kisuke?! Kau..."
"Peduli amat siapa dirimu!!" Bentak Ryuuken setelah menghentakkan kakinya begitu ke lantai. Dia merasa tak ada waktu bagi mereka untuk saling berkenalan, disaat genting seperti itu. "Kau bisa menyelamatkan Masaki, 'kan?! Kembalikan dia seperti semula!!"
Urahara terdiam sesaat. "Aku tidak bilang aku bisa mengembalikannya seperti semula." Masih seperti biasa, laki-laki itu mengatakannya dengan begitu santai. "Jujur ya. Nona itu... Masaki-san... tak akan pernah kembali seperti dulu."
"Apa..." Tak hanya Ryuuken, Isshin-pun menunjukkan wajah tak percaya.
"Baringkan dia di sini." Ucap Urahara kembali. "Kondisi itu disebut "Hollowfikasi"."
Tanpa protes, pemuda berambut perak itupun membaringkan Masaki di tempat yang ditunjuk oleh Urahara. Tak ada alasan baginya untuk protes lebih lanjut. Dia mengerti hanya mengikuti ucapan sang tuan rumah yang bisa dia lakukan.
"Hollowfikasi..." Lanjut Urahara. "Berarti menyisipkan roh hollow ke dalam roh biasa, kemudian menghapus batas di antara keduanya untuk membentuk roh biasa tadi menjadi wujud yang lebih kuat. Aslinya, metode ini digunakan untuk memperkuat roh shinigami. Tapi teknologi yang kami miliki tak cukup kuat untuk mengendalikannya."
Keduanya hening, seolah dirinya baru saja mendengar hal seperti itu. "Ketika metode ini diterapkan pada Quincy, hasilnya jadi sama sekali berbeda."
"Tak bisa dikendalikan...?!" Ucap Ryuuken sedikit takut. "Apa itu artinya... kita tak bisa menyelamatkan Masaki...?"
"Bukan." Sanggah Urahara. "Kita memang tak bisa mengembalikannya seperti semula, tapi kita bisa menyelamatkan nyawanya. Ketika sebuah roh "dihollowfikasi" dan roh aslinya semakin bercampur dengan roh hollow, dia akan berubah menjadi monster yang tak berakal. Lama-kelamaan, bukan cuma batas antara dua roh itu saja yang terganggu. Tapi juga antara roh itu dengan lingkungan di sekitarnya. Akibatnya, roh tersebut akan menghancurkan dirinya sendiri. Proses ini disebut "Bunuh diri roh"."
Terlihat Ryuuken sedikit mengerti dengan penjelasan laki-laki yang selalu terlihat tenang itu. Namun, keduanya masih tetap terdiam, seperti ingin mendengar lebih detil apa yang sedang terjadi pada Masaki.
"Selama seratus tahun penelitianku. Aku sudah menemukan cara untuk mencegah "bunuh diri roh". Yaitu dengan menyisipkan kebalikan dari "hollowfikasi" ke dalam roh tersebut. Hancurnya batas antara roh biasa dengan roh hollow, yang merupakan inti dari hollowfikasi, terjadi karena dirusaknya keseimbangan batas antara dua roh tersebut. Yang artinya obyek lain yang berkebalikan dengan hollowfikasi akan mengembalikan keseimbangan tersebut dan mencegah hancurnya batas tersebut."
"Aku tak paham" Ucap Isshin jujur.
"Kuambil contoh konkretnya. Aku membuat vaksin dari panah Quincy dan roh manusia, lalu kusuntikkan ke dalam roh shinigami yang sudah terhollowfikasi. Hasilnya, aku berhasil mencegah "bunuh diri roh" dari setiap shinigami yang kusuntik. Tapi vaksin itu cuma bisa mencegah "bunuh diri roh". Untuk menyelamatkan nyawa perempuan itu, mencegah hollowfikasi, dan membiarkannya hidup sebagai manusia biasa, butuh kekuatan yang lebih dari itu. Butuh sesuatu yang bisa berada di dekatnya sampai dia meninggal, sesuatu yang menghalangi proses hollowfikasi. Kekuatan yang kuat dan berlawanan..."
"BOHONG!!!" Teriak Ryuuken tiba-tiba. Otak Putra Ishida ini menangkap setiap ucapan yang keluar dari mulut Urahara. Dia mengerti yang terjadi pada perempuan itu. Isshin hanya menoleh tak mengerti mengapa Ryuuken sampai bisa berteriak seperti itu. Putra shiba itu tak mengerti, tak mengerti apa yang ada dalam pikiran Ryuuken, kenyataan bahwa bukan dirinya --Ryuuken-- yang bisa menjadi harapan pada perempuan itu, di saat seperti ini. "Pa- pasti... pasti ada cara lain..." Ucapannya terdengar lebih pelan, kepalanya menunduk tak berdaya.
"Kau cerdas. Kau langsung paham masalahnya. Aku tahu kau tak akan setuju." Ucap Urahara. "Tapi Itu bukan pilihanmu."
"Yang bisa memilih adalah..."
Mata Ryuuken terpejam, seolah dirinya tak ingin mendengar lebih lanjut kalimat Urahara.
"Kau. Shiba Isshin." Mata Urahara menatap langsung pemuda berambut hitam itu. "Ini Gigai khusus yang kuciptakan. Terbuat dari roh manusia. Tubuh ini membungkus roh yang masuk ke dalamnya supaya bisa menyerupai tubuh manusia. Dengan kata lain, kalau kau masuk ke dalamnya, kau menjadi sesuatu di antara shinigami dan manusia. Kebalikan dari Quincy adalah shinigami. Kebalikan dari Hollow adalah manusia." Ucap Urahara panjang lebar.
"Kalau kau menggunakan ini, kau akan menjadi wujud yang sepenuhnya berkebalikan dari perempuan itu. Ini keputusanmu. Tapi pilihan ini akan banyak merugikanmu. Ketika kau berada dalam tubuh ini, kau bukan hanya tak bisa menggunakan kekuatan shinigami tapi kau juga tak bisa melihat hollow.Dan begitu kau masuk ke dalamnya kau mungkin tak akan bisa jadi shinigami lagi."
Kaki Ryuuken gemetar pelan. Batinnya penuh keraguan. "Terlalu banyak kerugiannya? Ya, ini cuma bakal merugikan shinigami seperti dia. Mustahil dia mau mengorbankan dirinya. Mustahil..."
"Supaya tubuh ini bisa berfungsi sebagai vaksin yang menghalangi hollowfikasi. Aku harus mengikat rohmu dengan benang reishi ke dalam roh perempuan ini dan hollow di dalamnya. Benang ini adalah benang yang mengikat roh. Sangat kuat, selama masih terikat, kau tak akan bisa keluar dari gigai itu. Artinya kau tak akan bisa keluar sampai perempuan itu dan hollow di dalamnya terlepas dari benang itu." Lanjut Urahara. "Dengan kata lain..."
"Iya, iya, paham. Akan kulakukan!" Ucap Isshin langsung.
"Apa?" Kedua tercengang, mereka tidak percaya kalau shinigami ini akan mengambil keputusan secepat ini. Seakan dia tak mendengar apa yang akan dia dapat setelah melakukan hal ini. Namun, memang begitulah dia.
"Kubilang akan kulakukan! Ayo cepat! Penjelasanmu bertele-tele!" Ucap Isshin kembali. "Kita cuma buang-buang waktu kalau begini terus! Ini artinya aku harus berhenti jadi shinigami dan melindunginya seumur hidupku, 'kan?! Jelas akan kulakukan!"
"Kau tak akan menyesal?" Tanya Urahara menyakinkan.
"Jelas aku akan menyesal!nBanyak yang bisa kusesali! Tapi peduli amat?" Jawab Isshin. "Kalau aku membiarkan orang yang menyelamatkanku mati cuma karena hal-hal yang bisa membuatku menyesal, aku bisa malu pada diri sendiri!"
Hening... tak ada yang berkata sepatah katapun setelah itu. Ryuuken sendiri menundukkan kepalanya. Entah apa yang dirasakan oleh pemuda kelahiran Quincy itu, merasa kecewa karena bukan dirinya yang menjadi penyelamat Masaki, mungkin, merasa senang karena ada shinigami yang mau berkorbang demi Masaki, mungkin. Tak ada yang tahu perasaannya saat itu.
"Begitu. Mendekatlah." Pinta Urahara. "Akan kumulai operasinya."
...
Tak butuh waktu lama bagi seorang seperti Urahara melakukan semuanya. Tak ada yang bisa menandingi pengalamannya yang sudah seratus tahun. Dalam beberapa saat, operasinya telah berhasil. Ishiin telah masih dalamgigai khusus buatan mantan Juunibantai Taichou itu. Dan mulai masuk dalam alam bawah sadar Masaki yang sudah terikat dengannya.
Di sana, Masaki mulai mendekat dengan mulut hollow yang memamerkan gigi-gigi putih nan besarnya itu. Mulai terseret ke dalam ruang hampa di balik mulut besar itu. Tak ada yang bisa dia lakukan, tubuhnya hanya bisa hanyut memasuki mulut hollow yang mulai menganga. Namun, seseoarang yang dia yakinin untuk menolong telah berada di sisinya, merangkul tubuh kecilnya.
"Hei. Aku ke sini untuk melindungimu." Iya, Shiba Isshin datang tepat pada waktunya. - See more at: http://barqahs.blogspot.com/2013/04/alur-cerita-bleach-535.html#sthash.VJ5imjix.dpuf
Pemuda berkacamata itu naik pitam, tak terima dirinya melihat perempuan yang ingin dilindunginya itu di sentuh oleh sang shinigami. Dia tak ingin memulai sebenarnya, bila saja akhir dari niat baik Masaki tak seperti ini.
"Itu karena... luka yang waktu itu...?" Ucap Isshin tak percaya.
"Ini jelas luka bekas hollow. Memangnya apa lagi?! Kau... aku bersumpah akan..." Geram sang pemuda berambut perak. Mata di balik lensanya menatap tajam sang shinigami itu.
Bleach Chapter 535 - Everything but the Rain Op. 8
Teks Version by Bleach Indonesia
"Mohon hentikan. Bukan waktunya bertengkar." Terdengar suara lain menghentikan pertengkaran mereka. Seorang laki-laki yang sempat berpapasan dengan Masaki tempo hari, Urahara Kisuke. "Kalian berdua, ikut aku. Akan kuberitahu pilihan yang harus kalian lakukan untuk menyelamatkan perempuan itu."
|Defender |
"Aku terjatuh. Terjatuh ke dalam lubang yang senyap, senyap, gelap, sepi." Batin Masaki di dalam bawah sadarnya. Tubuhnya terlihat begitu lemah, bahkan membuka kelopak mata saja perempuan ini merasa tak mampu. Tak ada yang bisa dia lihat dari celah kecil di matanya. Hanya kegelapan--
--dan sebuah topeng hollow raksasa yang siap memakannya.
"Tapi entah kenapa, aku tak merasa takut. Aku yakin... ada seseorang yang sedang mengawasiku." Batinnya kembali berucap. Tubuhnya masih melayang, terombang ambing oleh tekanan diruang hampa itu, semakin dekat pada mulut sang hollow. "Siapa?"
...
Mereka bertiga --berempat dengan Masaki-- telah sampai di kediaman Urahara. Sang pemilik toko itu mempersilakan sang tamu masuk. Masih bersikap ramah, seperti sifat Urahara biasanya.
"Aku sudah meneliti kondisi yang sedang dialami perempuan itu selama 100 tahun." Sang tuan rumah memulai pembicaraan. Ucapannya terdengar begitu tenang, seolah masalah yang dihadapi oleh gadis quincy itu bukanlah hal yang sangat buruk.
"100 tahun?" Intonasi tak percaya melesat dari pengucapan Ryuuken.
"Jadi kau lebih tua daripada penampilanmu." Rasa penasaran juga tak luput dari pikiran Isshin. Tak terlalu percaya dengan ucapan laki-laki itu. Bagaimana mungkin, seorang dengan penampilan semuda itu telah berada sejak seratus tahun. Tak nampak sedikitpun keriput di wajah laki-laki itu. "Siapa kau?" Tanya Isshin pada akhirnya.
"Namaku Urahara Kisuke." Seolah tak ada niat baginya untuk menutup siapa dirinya. Ucapannya terdengar begitu jujur. "Aku diasingkan dari Soul Society."
Isshin tersentak sesaat. Dirinya menyadari siapa sebenarnya yang berada di hadapannya. Mendengar namanya saja, Isshin sudah mengerti bila dia adalah kriminal berat bagi Soul Society, sejak seratus tahun lalu. Ekspresi wajah shinigami divisi sepuluh itu mengatakan bila dirinya tahu betul sejarah Urahara itu. "Urahara Kisuke?! Kau..."
"Peduli amat siapa dirimu!!" Bentak Ryuuken setelah menghentakkan kakinya begitu ke lantai. Dia merasa tak ada waktu bagi mereka untuk saling berkenalan, disaat genting seperti itu. "Kau bisa menyelamatkan Masaki, 'kan?! Kembalikan dia seperti semula!!"
Urahara terdiam sesaat. "Aku tidak bilang aku bisa mengembalikannya seperti semula." Masih seperti biasa, laki-laki itu mengatakannya dengan begitu santai. "Jujur ya. Nona itu... Masaki-san... tak akan pernah kembali seperti dulu."
"Apa..." Tak hanya Ryuuken, Isshin-pun menunjukkan wajah tak percaya.
"Baringkan dia di sini." Ucap Urahara kembali. "Kondisi itu disebut "Hollowfikasi"."
Tanpa protes, pemuda berambut perak itupun membaringkan Masaki di tempat yang ditunjuk oleh Urahara. Tak ada alasan baginya untuk protes lebih lanjut. Dia mengerti hanya mengikuti ucapan sang tuan rumah yang bisa dia lakukan.
"Hollowfikasi..." Lanjut Urahara. "Berarti menyisipkan roh hollow ke dalam roh biasa, kemudian menghapus batas di antara keduanya untuk membentuk roh biasa tadi menjadi wujud yang lebih kuat. Aslinya, metode ini digunakan untuk memperkuat roh shinigami. Tapi teknologi yang kami miliki tak cukup kuat untuk mengendalikannya."
Keduanya hening, seolah dirinya baru saja mendengar hal seperti itu. "Ketika metode ini diterapkan pada Quincy, hasilnya jadi sama sekali berbeda."
"Tak bisa dikendalikan...?!" Ucap Ryuuken sedikit takut. "Apa itu artinya... kita tak bisa menyelamatkan Masaki...?"
"Bukan." Sanggah Urahara. "Kita memang tak bisa mengembalikannya seperti semula, tapi kita bisa menyelamatkan nyawanya. Ketika sebuah roh "dihollowfikasi" dan roh aslinya semakin bercampur dengan roh hollow, dia akan berubah menjadi monster yang tak berakal. Lama-kelamaan, bukan cuma batas antara dua roh itu saja yang terganggu. Tapi juga antara roh itu dengan lingkungan di sekitarnya. Akibatnya, roh tersebut akan menghancurkan dirinya sendiri. Proses ini disebut "Bunuh diri roh"."
Terlihat Ryuuken sedikit mengerti dengan penjelasan laki-laki yang selalu terlihat tenang itu. Namun, keduanya masih tetap terdiam, seperti ingin mendengar lebih detil apa yang sedang terjadi pada Masaki.
"Selama seratus tahun penelitianku. Aku sudah menemukan cara untuk mencegah "bunuh diri roh". Yaitu dengan menyisipkan kebalikan dari "hollowfikasi" ke dalam roh tersebut. Hancurnya batas antara roh biasa dengan roh hollow, yang merupakan inti dari hollowfikasi, terjadi karena dirusaknya keseimbangan batas antara dua roh tersebut. Yang artinya obyek lain yang berkebalikan dengan hollowfikasi akan mengembalikan keseimbangan tersebut dan mencegah hancurnya batas tersebut."
"Aku tak paham" Ucap Isshin jujur.
"Kuambil contoh konkretnya. Aku membuat vaksin dari panah Quincy dan roh manusia, lalu kusuntikkan ke dalam roh shinigami yang sudah terhollowfikasi. Hasilnya, aku berhasil mencegah "bunuh diri roh" dari setiap shinigami yang kusuntik. Tapi vaksin itu cuma bisa mencegah "bunuh diri roh". Untuk menyelamatkan nyawa perempuan itu, mencegah hollowfikasi, dan membiarkannya hidup sebagai manusia biasa, butuh kekuatan yang lebih dari itu. Butuh sesuatu yang bisa berada di dekatnya sampai dia meninggal, sesuatu yang menghalangi proses hollowfikasi. Kekuatan yang kuat dan berlawanan..."
"BOHONG!!!" Teriak Ryuuken tiba-tiba. Otak Putra Ishida ini menangkap setiap ucapan yang keluar dari mulut Urahara. Dia mengerti yang terjadi pada perempuan itu. Isshin hanya menoleh tak mengerti mengapa Ryuuken sampai bisa berteriak seperti itu. Putra shiba itu tak mengerti, tak mengerti apa yang ada dalam pikiran Ryuuken, kenyataan bahwa bukan dirinya --Ryuuken-- yang bisa menjadi harapan pada perempuan itu, di saat seperti ini. "Pa- pasti... pasti ada cara lain..." Ucapannya terdengar lebih pelan, kepalanya menunduk tak berdaya.
"Kau cerdas. Kau langsung paham masalahnya. Aku tahu kau tak akan setuju." Ucap Urahara. "Tapi Itu bukan pilihanmu."
"Yang bisa memilih adalah..."
Mata Ryuuken terpejam, seolah dirinya tak ingin mendengar lebih lanjut kalimat Urahara.
"Kau. Shiba Isshin." Mata Urahara menatap langsung pemuda berambut hitam itu. "Ini Gigai khusus yang kuciptakan. Terbuat dari roh manusia. Tubuh ini membungkus roh yang masuk ke dalamnya supaya bisa menyerupai tubuh manusia. Dengan kata lain, kalau kau masuk ke dalamnya, kau menjadi sesuatu di antara shinigami dan manusia. Kebalikan dari Quincy adalah shinigami. Kebalikan dari Hollow adalah manusia." Ucap Urahara panjang lebar.
"Kalau kau menggunakan ini, kau akan menjadi wujud yang sepenuhnya berkebalikan dari perempuan itu. Ini keputusanmu. Tapi pilihan ini akan banyak merugikanmu. Ketika kau berada dalam tubuh ini, kau bukan hanya tak bisa menggunakan kekuatan shinigami tapi kau juga tak bisa melihat hollow.Dan begitu kau masuk ke dalamnya kau mungkin tak akan bisa jadi shinigami lagi."
Kaki Ryuuken gemetar pelan. Batinnya penuh keraguan. "Terlalu banyak kerugiannya? Ya, ini cuma bakal merugikan shinigami seperti dia. Mustahil dia mau mengorbankan dirinya. Mustahil..."
"Supaya tubuh ini bisa berfungsi sebagai vaksin yang menghalangi hollowfikasi. Aku harus mengikat rohmu dengan benang reishi ke dalam roh perempuan ini dan hollow di dalamnya. Benang ini adalah benang yang mengikat roh. Sangat kuat, selama masih terikat, kau tak akan bisa keluar dari gigai itu. Artinya kau tak akan bisa keluar sampai perempuan itu dan hollow di dalamnya terlepas dari benang itu." Lanjut Urahara. "Dengan kata lain..."
"Iya, iya, paham. Akan kulakukan!" Ucap Isshin langsung.
"Apa?" Kedua tercengang, mereka tidak percaya kalau shinigami ini akan mengambil keputusan secepat ini. Seakan dia tak mendengar apa yang akan dia dapat setelah melakukan hal ini. Namun, memang begitulah dia.
"Kubilang akan kulakukan! Ayo cepat! Penjelasanmu bertele-tele!" Ucap Isshin kembali. "Kita cuma buang-buang waktu kalau begini terus! Ini artinya aku harus berhenti jadi shinigami dan melindunginya seumur hidupku, 'kan?! Jelas akan kulakukan!"
"Kau tak akan menyesal?" Tanya Urahara menyakinkan.
"Jelas aku akan menyesal!nBanyak yang bisa kusesali! Tapi peduli amat?" Jawab Isshin. "Kalau aku membiarkan orang yang menyelamatkanku mati cuma karena hal-hal yang bisa membuatku menyesal, aku bisa malu pada diri sendiri!"
Hening... tak ada yang berkata sepatah katapun setelah itu. Ryuuken sendiri menundukkan kepalanya. Entah apa yang dirasakan oleh pemuda kelahiran Quincy itu, merasa kecewa karena bukan dirinya yang menjadi penyelamat Masaki, mungkin, merasa senang karena ada shinigami yang mau berkorbang demi Masaki, mungkin. Tak ada yang tahu perasaannya saat itu.
"Begitu. Mendekatlah." Pinta Urahara. "Akan kumulai operasinya."
...
Tak butuh waktu lama bagi seorang seperti Urahara melakukan semuanya. Tak ada yang bisa menandingi pengalamannya yang sudah seratus tahun. Dalam beberapa saat, operasinya telah berhasil. Ishiin telah masih dalamgigai khusus buatan mantan Juunibantai Taichou itu. Dan mulai masuk dalam alam bawah sadar Masaki yang sudah terikat dengannya.
Di sana, Masaki mulai mendekat dengan mulut hollow yang memamerkan gigi-gigi putih nan besarnya itu. Mulai terseret ke dalam ruang hampa di balik mulut besar itu. Tak ada yang bisa dia lakukan, tubuhnya hanya bisa hanyut memasuki mulut hollow yang mulai menganga. Namun, seseoarang yang dia yakinin untuk menolong telah berada di sisinya, merangkul tubuh kecilnya.
"Hei. Aku ke sini untuk melindungimu." Iya, Shiba Isshin datang tepat pada waktunya. - See more at: http://barqahs.blogspot.com/2013/04/alur-cerita-bleach-535.html#sthash.VJ5imjix.dpuf
"Jangan
sentuh dia!!" Bentak Ryuuken. "Menurutmu kenapa dia begini sekarang...?
Karena dia melindungimu!! Dia melanggar kode etik Quincy dan
melindungimu, shinigami!! Dia terluka karena itu!! Kenapa Masaki harus
jadi begini?!?"
Pemuda berkacamata itu naik pitam, tak terima dirinya melihat perempuan yang ingin dilindunginya itu di sentuh oleh sang shinigami. Dia tak ingin memulai sebenarnya, bila saja akhir dari niat baik Masaki tak seperti ini.
"Itu karena... luka yang waktu itu...?" Ucap Isshin tak percaya.
"Ini jelas luka bekas hollow. Memangnya apa lagi?! Kau... aku bersumpah akan..." Geram sang pemuda berambut perak. Mata di balik lensanya menatap tajam sang shinigami itu.
Bleach Chapter 535 - Everything but the Rain Op. 8
Teks Version by Bleach Indonesia
"Mohon hentikan. Bukan waktunya bertengkar." Terdengar suara lain menghentikan pertengkaran mereka. Seorang laki-laki yang sempat berpapasan dengan Masaki tempo hari, Urahara Kisuke. "Kalian berdua, ikut aku. Akan kuberitahu pilihan yang harus kalian lakukan untuk menyelamatkan perempuan itu."
|Defender |
"Aku terjatuh. Terjatuh ke dalam lubang yang senyap, senyap, gelap, sepi." Batin Masaki di dalam bawah sadarnya. Tubuhnya terlihat begitu lemah, bahkan membuka kelopak mata saja perempuan ini merasa tak mampu. Tak ada yang bisa dia lihat dari celah kecil di matanya. Hanya kegelapan--
--dan sebuah topeng hollow raksasa yang siap memakannya.
"Tapi entah kenapa, aku tak merasa takut. Aku yakin... ada seseorang yang sedang mengawasiku." Batinnya kembali berucap. Tubuhnya masih melayang, terombang ambing oleh tekanan diruang hampa itu, semakin dekat pada mulut sang hollow. "Siapa?"
...
Mereka bertiga --berempat dengan Masaki-- telah sampai di kediaman Urahara. Sang pemilik toko itu mempersilakan sang tamu masuk. Masih bersikap ramah, seperti sifat Urahara biasanya.
"Aku sudah meneliti kondisi yang sedang dialami perempuan itu selama 100 tahun." Sang tuan rumah memulai pembicaraan. Ucapannya terdengar begitu tenang, seolah masalah yang dihadapi oleh gadis quincy itu bukanlah hal yang sangat buruk.
"100 tahun?" Intonasi tak percaya melesat dari pengucapan Ryuuken.
"Jadi kau lebih tua daripada penampilanmu." Rasa penasaran juga tak luput dari pikiran Isshin. Tak terlalu percaya dengan ucapan laki-laki itu. Bagaimana mungkin, seorang dengan penampilan semuda itu telah berada sejak seratus tahun. Tak nampak sedikitpun keriput di wajah laki-laki itu. "Siapa kau?" Tanya Isshin pada akhirnya.
"Namaku Urahara Kisuke." Seolah tak ada niat baginya untuk menutup siapa dirinya. Ucapannya terdengar begitu jujur. "Aku diasingkan dari Soul Society."
Isshin tersentak sesaat. Dirinya menyadari siapa sebenarnya yang berada di hadapannya. Mendengar namanya saja, Isshin sudah mengerti bila dia adalah kriminal berat bagi Soul Society, sejak seratus tahun lalu. Ekspresi wajah shinigami divisi sepuluh itu mengatakan bila dirinya tahu betul sejarah Urahara itu. "Urahara Kisuke?! Kau..."
"Peduli amat siapa dirimu!!" Bentak Ryuuken setelah menghentakkan kakinya begitu ke lantai. Dia merasa tak ada waktu bagi mereka untuk saling berkenalan, disaat genting seperti itu. "Kau bisa menyelamatkan Masaki, 'kan?! Kembalikan dia seperti semula!!"
Urahara terdiam sesaat. "Aku tidak bilang aku bisa mengembalikannya seperti semula." Masih seperti biasa, laki-laki itu mengatakannya dengan begitu santai. "Jujur ya. Nona itu... Masaki-san... tak akan pernah kembali seperti dulu."
"Apa..." Tak hanya Ryuuken, Isshin-pun menunjukkan wajah tak percaya.
"Baringkan dia di sini." Ucap Urahara kembali. "Kondisi itu disebut "Hollowfikasi"."
Tanpa protes, pemuda berambut perak itupun membaringkan Masaki di tempat yang ditunjuk oleh Urahara. Tak ada alasan baginya untuk protes lebih lanjut. Dia mengerti hanya mengikuti ucapan sang tuan rumah yang bisa dia lakukan.
"Hollowfikasi..." Lanjut Urahara. "Berarti menyisipkan roh hollow ke dalam roh biasa, kemudian menghapus batas di antara keduanya untuk membentuk roh biasa tadi menjadi wujud yang lebih kuat. Aslinya, metode ini digunakan untuk memperkuat roh shinigami. Tapi teknologi yang kami miliki tak cukup kuat untuk mengendalikannya."
Keduanya hening, seolah dirinya baru saja mendengar hal seperti itu. "Ketika metode ini diterapkan pada Quincy, hasilnya jadi sama sekali berbeda."
"Tak bisa dikendalikan...?!" Ucap Ryuuken sedikit takut. "Apa itu artinya... kita tak bisa menyelamatkan Masaki...?"
"Bukan." Sanggah Urahara. "Kita memang tak bisa mengembalikannya seperti semula, tapi kita bisa menyelamatkan nyawanya. Ketika sebuah roh "dihollowfikasi" dan roh aslinya semakin bercampur dengan roh hollow, dia akan berubah menjadi monster yang tak berakal. Lama-kelamaan, bukan cuma batas antara dua roh itu saja yang terganggu. Tapi juga antara roh itu dengan lingkungan di sekitarnya. Akibatnya, roh tersebut akan menghancurkan dirinya sendiri. Proses ini disebut "Bunuh diri roh"."
Terlihat Ryuuken sedikit mengerti dengan penjelasan laki-laki yang selalu terlihat tenang itu. Namun, keduanya masih tetap terdiam, seperti ingin mendengar lebih detil apa yang sedang terjadi pada Masaki.
"Selama seratus tahun penelitianku. Aku sudah menemukan cara untuk mencegah "bunuh diri roh". Yaitu dengan menyisipkan kebalikan dari "hollowfikasi" ke dalam roh tersebut. Hancurnya batas antara roh biasa dengan roh hollow, yang merupakan inti dari hollowfikasi, terjadi karena dirusaknya keseimbangan batas antara dua roh tersebut. Yang artinya obyek lain yang berkebalikan dengan hollowfikasi akan mengembalikan keseimbangan tersebut dan mencegah hancurnya batas tersebut."
"Aku tak paham" Ucap Isshin jujur.
"Kuambil contoh konkretnya. Aku membuat vaksin dari panah Quincy dan roh manusia, lalu kusuntikkan ke dalam roh shinigami yang sudah terhollowfikasi. Hasilnya, aku berhasil mencegah "bunuh diri roh" dari setiap shinigami yang kusuntik. Tapi vaksin itu cuma bisa mencegah "bunuh diri roh". Untuk menyelamatkan nyawa perempuan itu, mencegah hollowfikasi, dan membiarkannya hidup sebagai manusia biasa, butuh kekuatan yang lebih dari itu. Butuh sesuatu yang bisa berada di dekatnya sampai dia meninggal, sesuatu yang menghalangi proses hollowfikasi. Kekuatan yang kuat dan berlawanan..."
"BOHONG!!!" Teriak Ryuuken tiba-tiba. Otak Putra Ishida ini menangkap setiap ucapan yang keluar dari mulut Urahara. Dia mengerti yang terjadi pada perempuan itu. Isshin hanya menoleh tak mengerti mengapa Ryuuken sampai bisa berteriak seperti itu. Putra shiba itu tak mengerti, tak mengerti apa yang ada dalam pikiran Ryuuken, kenyataan bahwa bukan dirinya --Ryuuken-- yang bisa menjadi harapan pada perempuan itu, di saat seperti ini. "Pa- pasti... pasti ada cara lain..." Ucapannya terdengar lebih pelan, kepalanya menunduk tak berdaya.
"Kau cerdas. Kau langsung paham masalahnya. Aku tahu kau tak akan setuju." Ucap Urahara. "Tapi Itu bukan pilihanmu."
"Yang bisa memilih adalah..."
Mata Ryuuken terpejam, seolah dirinya tak ingin mendengar lebih lanjut kalimat Urahara.
"Kau. Shiba Isshin." Mata Urahara menatap langsung pemuda berambut hitam itu. "Ini Gigai khusus yang kuciptakan. Terbuat dari roh manusia. Tubuh ini membungkus roh yang masuk ke dalamnya supaya bisa menyerupai tubuh manusia. Dengan kata lain, kalau kau masuk ke dalamnya, kau menjadi sesuatu di antara shinigami dan manusia. Kebalikan dari Quincy adalah shinigami. Kebalikan dari Hollow adalah manusia." Ucap Urahara panjang lebar.
"Kalau kau menggunakan ini, kau akan menjadi wujud yang sepenuhnya berkebalikan dari perempuan itu. Ini keputusanmu. Tapi pilihan ini akan banyak merugikanmu. Ketika kau berada dalam tubuh ini, kau bukan hanya tak bisa menggunakan kekuatan shinigami tapi kau juga tak bisa melihat hollow.Dan begitu kau masuk ke dalamnya kau mungkin tak akan bisa jadi shinigami lagi."
Kaki Ryuuken gemetar pelan. Batinnya penuh keraguan. "Terlalu banyak kerugiannya? Ya, ini cuma bakal merugikan shinigami seperti dia. Mustahil dia mau mengorbankan dirinya. Mustahil..."
"Supaya tubuh ini bisa berfungsi sebagai vaksin yang menghalangi hollowfikasi. Aku harus mengikat rohmu dengan benang reishi ke dalam roh perempuan ini dan hollow di dalamnya. Benang ini adalah benang yang mengikat roh. Sangat kuat, selama masih terikat, kau tak akan bisa keluar dari gigai itu. Artinya kau tak akan bisa keluar sampai perempuan itu dan hollow di dalamnya terlepas dari benang itu." Lanjut Urahara. "Dengan kata lain..."
"Iya, iya, paham. Akan kulakukan!" Ucap Isshin langsung.
"Apa?" Kedua tercengang, mereka tidak percaya kalau shinigami ini akan mengambil keputusan secepat ini. Seakan dia tak mendengar apa yang akan dia dapat setelah melakukan hal ini. Namun, memang begitulah dia.
"Kubilang akan kulakukan! Ayo cepat! Penjelasanmu bertele-tele!" Ucap Isshin kembali. "Kita cuma buang-buang waktu kalau begini terus! Ini artinya aku harus berhenti jadi shinigami dan melindunginya seumur hidupku, 'kan?! Jelas akan kulakukan!"
"Kau tak akan menyesal?" Tanya Urahara menyakinkan.
"Jelas aku akan menyesal!nBanyak yang bisa kusesali! Tapi peduli amat?" Jawab Isshin. "Kalau aku membiarkan orang yang menyelamatkanku mati cuma karena hal-hal yang bisa membuatku menyesal, aku bisa malu pada diri sendiri!"
Hening... tak ada yang berkata sepatah katapun setelah itu. Ryuuken sendiri menundukkan kepalanya. Entah apa yang dirasakan oleh pemuda kelahiran Quincy itu, merasa kecewa karena bukan dirinya yang menjadi penyelamat Masaki, mungkin, merasa senang karena ada shinigami yang mau berkorbang demi Masaki, mungkin. Tak ada yang tahu perasaannya saat itu.
"Begitu. Mendekatlah." Pinta Urahara. "Akan kumulai operasinya."
...
Tak butuh waktu lama bagi seorang seperti Urahara melakukan semuanya. Tak ada yang bisa menandingi pengalamannya yang sudah seratus tahun. Dalam beberapa saat, operasinya telah berhasil. Ishiin telah masih dalamgigai khusus buatan mantan Juunibantai Taichou itu. Dan mulai masuk dalam alam bawah sadar Masaki yang sudah terikat dengannya.
Di sana, Masaki mulai mendekat dengan mulut hollow yang memamerkan gigi-gigi putih nan besarnya itu. Mulai terseret ke dalam ruang hampa di balik mulut besar itu. Tak ada yang bisa dia lakukan, tubuhnya hanya bisa hanyut memasuki mulut hollow yang mulai menganga. Namun, seseoarang yang dia yakinin untuk menolong telah berada di sisinya, merangkul tubuh kecilnya.
"Hei. Aku ke sini untuk melindungimu." Iya, Shiba Isshin datang tepat pada waktunya. - See more at: http://barqahs.blogspot.com/2013/04/alur-cerita-bleach-535.html#sthash.VJ5imjix.dpuf
Pemuda berkacamata itu naik pitam, tak terima dirinya melihat perempuan yang ingin dilindunginya itu di sentuh oleh sang shinigami. Dia tak ingin memulai sebenarnya, bila saja akhir dari niat baik Masaki tak seperti ini.
"Itu karena... luka yang waktu itu...?" Ucap Isshin tak percaya.
"Ini jelas luka bekas hollow. Memangnya apa lagi?! Kau... aku bersumpah akan..." Geram sang pemuda berambut perak. Mata di balik lensanya menatap tajam sang shinigami itu.
Bleach Chapter 535 - Everything but the Rain Op. 8
Teks Version by Bleach Indonesia
"Mohon hentikan. Bukan waktunya bertengkar." Terdengar suara lain menghentikan pertengkaran mereka. Seorang laki-laki yang sempat berpapasan dengan Masaki tempo hari, Urahara Kisuke. "Kalian berdua, ikut aku. Akan kuberitahu pilihan yang harus kalian lakukan untuk menyelamatkan perempuan itu."
|Defender |
"Aku terjatuh. Terjatuh ke dalam lubang yang senyap, senyap, gelap, sepi." Batin Masaki di dalam bawah sadarnya. Tubuhnya terlihat begitu lemah, bahkan membuka kelopak mata saja perempuan ini merasa tak mampu. Tak ada yang bisa dia lihat dari celah kecil di matanya. Hanya kegelapan--
--dan sebuah topeng hollow raksasa yang siap memakannya.
"Tapi entah kenapa, aku tak merasa takut. Aku yakin... ada seseorang yang sedang mengawasiku." Batinnya kembali berucap. Tubuhnya masih melayang, terombang ambing oleh tekanan diruang hampa itu, semakin dekat pada mulut sang hollow. "Siapa?"
...
Mereka bertiga --berempat dengan Masaki-- telah sampai di kediaman Urahara. Sang pemilik toko itu mempersilakan sang tamu masuk. Masih bersikap ramah, seperti sifat Urahara biasanya.
"Aku sudah meneliti kondisi yang sedang dialami perempuan itu selama 100 tahun." Sang tuan rumah memulai pembicaraan. Ucapannya terdengar begitu tenang, seolah masalah yang dihadapi oleh gadis quincy itu bukanlah hal yang sangat buruk.
"100 tahun?" Intonasi tak percaya melesat dari pengucapan Ryuuken.
"Jadi kau lebih tua daripada penampilanmu." Rasa penasaran juga tak luput dari pikiran Isshin. Tak terlalu percaya dengan ucapan laki-laki itu. Bagaimana mungkin, seorang dengan penampilan semuda itu telah berada sejak seratus tahun. Tak nampak sedikitpun keriput di wajah laki-laki itu. "Siapa kau?" Tanya Isshin pada akhirnya.
"Namaku Urahara Kisuke." Seolah tak ada niat baginya untuk menutup siapa dirinya. Ucapannya terdengar begitu jujur. "Aku diasingkan dari Soul Society."
Isshin tersentak sesaat. Dirinya menyadari siapa sebenarnya yang berada di hadapannya. Mendengar namanya saja, Isshin sudah mengerti bila dia adalah kriminal berat bagi Soul Society, sejak seratus tahun lalu. Ekspresi wajah shinigami divisi sepuluh itu mengatakan bila dirinya tahu betul sejarah Urahara itu. "Urahara Kisuke?! Kau..."
"Peduli amat siapa dirimu!!" Bentak Ryuuken setelah menghentakkan kakinya begitu ke lantai. Dia merasa tak ada waktu bagi mereka untuk saling berkenalan, disaat genting seperti itu. "Kau bisa menyelamatkan Masaki, 'kan?! Kembalikan dia seperti semula!!"
Urahara terdiam sesaat. "Aku tidak bilang aku bisa mengembalikannya seperti semula." Masih seperti biasa, laki-laki itu mengatakannya dengan begitu santai. "Jujur ya. Nona itu... Masaki-san... tak akan pernah kembali seperti dulu."
"Apa..." Tak hanya Ryuuken, Isshin-pun menunjukkan wajah tak percaya.
"Baringkan dia di sini." Ucap Urahara kembali. "Kondisi itu disebut "Hollowfikasi"."
Tanpa protes, pemuda berambut perak itupun membaringkan Masaki di tempat yang ditunjuk oleh Urahara. Tak ada alasan baginya untuk protes lebih lanjut. Dia mengerti hanya mengikuti ucapan sang tuan rumah yang bisa dia lakukan.
"Hollowfikasi..." Lanjut Urahara. "Berarti menyisipkan roh hollow ke dalam roh biasa, kemudian menghapus batas di antara keduanya untuk membentuk roh biasa tadi menjadi wujud yang lebih kuat. Aslinya, metode ini digunakan untuk memperkuat roh shinigami. Tapi teknologi yang kami miliki tak cukup kuat untuk mengendalikannya."
Keduanya hening, seolah dirinya baru saja mendengar hal seperti itu. "Ketika metode ini diterapkan pada Quincy, hasilnya jadi sama sekali berbeda."
"Tak bisa dikendalikan...?!" Ucap Ryuuken sedikit takut. "Apa itu artinya... kita tak bisa menyelamatkan Masaki...?"
"Bukan." Sanggah Urahara. "Kita memang tak bisa mengembalikannya seperti semula, tapi kita bisa menyelamatkan nyawanya. Ketika sebuah roh "dihollowfikasi" dan roh aslinya semakin bercampur dengan roh hollow, dia akan berubah menjadi monster yang tak berakal. Lama-kelamaan, bukan cuma batas antara dua roh itu saja yang terganggu. Tapi juga antara roh itu dengan lingkungan di sekitarnya. Akibatnya, roh tersebut akan menghancurkan dirinya sendiri. Proses ini disebut "Bunuh diri roh"."
Terlihat Ryuuken sedikit mengerti dengan penjelasan laki-laki yang selalu terlihat tenang itu. Namun, keduanya masih tetap terdiam, seperti ingin mendengar lebih detil apa yang sedang terjadi pada Masaki.
"Selama seratus tahun penelitianku. Aku sudah menemukan cara untuk mencegah "bunuh diri roh". Yaitu dengan menyisipkan kebalikan dari "hollowfikasi" ke dalam roh tersebut. Hancurnya batas antara roh biasa dengan roh hollow, yang merupakan inti dari hollowfikasi, terjadi karena dirusaknya keseimbangan batas antara dua roh tersebut. Yang artinya obyek lain yang berkebalikan dengan hollowfikasi akan mengembalikan keseimbangan tersebut dan mencegah hancurnya batas tersebut."
"Aku tak paham" Ucap Isshin jujur.
"Kuambil contoh konkretnya. Aku membuat vaksin dari panah Quincy dan roh manusia, lalu kusuntikkan ke dalam roh shinigami yang sudah terhollowfikasi. Hasilnya, aku berhasil mencegah "bunuh diri roh" dari setiap shinigami yang kusuntik. Tapi vaksin itu cuma bisa mencegah "bunuh diri roh". Untuk menyelamatkan nyawa perempuan itu, mencegah hollowfikasi, dan membiarkannya hidup sebagai manusia biasa, butuh kekuatan yang lebih dari itu. Butuh sesuatu yang bisa berada di dekatnya sampai dia meninggal, sesuatu yang menghalangi proses hollowfikasi. Kekuatan yang kuat dan berlawanan..."
"BOHONG!!!" Teriak Ryuuken tiba-tiba. Otak Putra Ishida ini menangkap setiap ucapan yang keluar dari mulut Urahara. Dia mengerti yang terjadi pada perempuan itu. Isshin hanya menoleh tak mengerti mengapa Ryuuken sampai bisa berteriak seperti itu. Putra shiba itu tak mengerti, tak mengerti apa yang ada dalam pikiran Ryuuken, kenyataan bahwa bukan dirinya --Ryuuken-- yang bisa menjadi harapan pada perempuan itu, di saat seperti ini. "Pa- pasti... pasti ada cara lain..." Ucapannya terdengar lebih pelan, kepalanya menunduk tak berdaya.
"Kau cerdas. Kau langsung paham masalahnya. Aku tahu kau tak akan setuju." Ucap Urahara. "Tapi Itu bukan pilihanmu."
"Yang bisa memilih adalah..."
Mata Ryuuken terpejam, seolah dirinya tak ingin mendengar lebih lanjut kalimat Urahara.
"Kau. Shiba Isshin." Mata Urahara menatap langsung pemuda berambut hitam itu. "Ini Gigai khusus yang kuciptakan. Terbuat dari roh manusia. Tubuh ini membungkus roh yang masuk ke dalamnya supaya bisa menyerupai tubuh manusia. Dengan kata lain, kalau kau masuk ke dalamnya, kau menjadi sesuatu di antara shinigami dan manusia. Kebalikan dari Quincy adalah shinigami. Kebalikan dari Hollow adalah manusia." Ucap Urahara panjang lebar.
"Kalau kau menggunakan ini, kau akan menjadi wujud yang sepenuhnya berkebalikan dari perempuan itu. Ini keputusanmu. Tapi pilihan ini akan banyak merugikanmu. Ketika kau berada dalam tubuh ini, kau bukan hanya tak bisa menggunakan kekuatan shinigami tapi kau juga tak bisa melihat hollow.Dan begitu kau masuk ke dalamnya kau mungkin tak akan bisa jadi shinigami lagi."
Kaki Ryuuken gemetar pelan. Batinnya penuh keraguan. "Terlalu banyak kerugiannya? Ya, ini cuma bakal merugikan shinigami seperti dia. Mustahil dia mau mengorbankan dirinya. Mustahil..."
"Supaya tubuh ini bisa berfungsi sebagai vaksin yang menghalangi hollowfikasi. Aku harus mengikat rohmu dengan benang reishi ke dalam roh perempuan ini dan hollow di dalamnya. Benang ini adalah benang yang mengikat roh. Sangat kuat, selama masih terikat, kau tak akan bisa keluar dari gigai itu. Artinya kau tak akan bisa keluar sampai perempuan itu dan hollow di dalamnya terlepas dari benang itu." Lanjut Urahara. "Dengan kata lain..."
"Iya, iya, paham. Akan kulakukan!" Ucap Isshin langsung.
"Apa?" Kedua tercengang, mereka tidak percaya kalau shinigami ini akan mengambil keputusan secepat ini. Seakan dia tak mendengar apa yang akan dia dapat setelah melakukan hal ini. Namun, memang begitulah dia.
"Kubilang akan kulakukan! Ayo cepat! Penjelasanmu bertele-tele!" Ucap Isshin kembali. "Kita cuma buang-buang waktu kalau begini terus! Ini artinya aku harus berhenti jadi shinigami dan melindunginya seumur hidupku, 'kan?! Jelas akan kulakukan!"
"Kau tak akan menyesal?" Tanya Urahara menyakinkan.
"Jelas aku akan menyesal!nBanyak yang bisa kusesali! Tapi peduli amat?" Jawab Isshin. "Kalau aku membiarkan orang yang menyelamatkanku mati cuma karena hal-hal yang bisa membuatku menyesal, aku bisa malu pada diri sendiri!"
Hening... tak ada yang berkata sepatah katapun setelah itu. Ryuuken sendiri menundukkan kepalanya. Entah apa yang dirasakan oleh pemuda kelahiran Quincy itu, merasa kecewa karena bukan dirinya yang menjadi penyelamat Masaki, mungkin, merasa senang karena ada shinigami yang mau berkorbang demi Masaki, mungkin. Tak ada yang tahu perasaannya saat itu.
"Begitu. Mendekatlah." Pinta Urahara. "Akan kumulai operasinya."
...
Tak butuh waktu lama bagi seorang seperti Urahara melakukan semuanya. Tak ada yang bisa menandingi pengalamannya yang sudah seratus tahun. Dalam beberapa saat, operasinya telah berhasil. Ishiin telah masih dalamgigai khusus buatan mantan Juunibantai Taichou itu. Dan mulai masuk dalam alam bawah sadar Masaki yang sudah terikat dengannya.
Di sana, Masaki mulai mendekat dengan mulut hollow yang memamerkan gigi-gigi putih nan besarnya itu. Mulai terseret ke dalam ruang hampa di balik mulut besar itu. Tak ada yang bisa dia lakukan, tubuhnya hanya bisa hanyut memasuki mulut hollow yang mulai menganga. Namun, seseoarang yang dia yakinin untuk menolong telah berada di sisinya, merangkul tubuh kecilnya.
"Hei. Aku ke sini untuk melindungimu." Iya, Shiba Isshin datang tepat pada waktunya. - See more at: http://barqahs.blogspot.com/2013/04/alur-cerita-bleach-535.html#sthash.VJ5imjix.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar